Sabtu, 26 Oktober 2013

Escape Plan. Film yang Bikin Ngedate Sama Mama Makin Awesome!



Mama: “Pas banget ya mama nyampenya,”
Gue: “Apaan? Kita udah telat hampir setengah jam ma..”
Mama: “Lho? Bukannya filmnya jam tiga?”
Gue: “Setengah tiga kan aku bilang?”
Mama: *mikir* “Oh, “set.3” itu maksudnya setengah tiga toh,”
-_-
Pelajaran hari ini, kalo sms mama jangan pake singkatan lagi. Kapok deh, kapok.



Yak. Rambo ketemu sama Terminator dalam satu layar (lagi) lho.. Duet maut antara Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger. Mama ngga sabar banget ngeliat dua aktor kawakan favoritnya beradu akting. Setelah dulu batal nonton The Expendables, karena rumornya kurang memuaskan, maka film ini adalah momen yang pas banget buat mama melepas rindu sama dua jagoan kesayangannya. This is the Escape Plan.

And darn it! This movie really nailed it! 

Gue sukaaaa filmnya. Selama dua jam film diputar, gue ngga merasa bosan sedikitpun, selalu gemes dan geregetan. Adrenalin terpacu, lebih tepatnya terpancing, karena kanan-kiri gue berteriak berkali-kali di setiap adegan menegangkan. Bikin suasana makin tegang aja. Takutnya mereka jejeritan karena epilepsi, atau kenapa gitu. Tapi serius, menurut gue sih film ini porsinya pas. Adegan di filmnya ngga terlalu didominasi sama adegan berantem, tembak-tembakan, atau ledak-ledakan terus menerus. Dialognya pas, diselipkan joke-joke sederhana yang bikin ngakak, ditambah beberapa hal cerdas yang kadang bikin gue sedikit mengerutkan dahi.

Escape Plan. Di posisi terdepan, Sylvester Stallone memegang kendali sebagai pemeran utama yang super jenius. Walau sudah berumur, kemampuannya masih patut diacungi jempol ya. Oh, can i be your fans, Mr. Stallone? Dan di film ini Arnold Schwarzenegger bergerak sedikit lebih ke belakang, dengan karakter yang lebih sebagai penyokong dan penopang, tetapi kharismanya tetep sangat terjaga.

Penasaran sama filmnya? Here’s a little spoiler of The Escape Plan ;)

Jadi, Sylvester Stallone berperan sebagai Ray. Ray apa gitu namanya, lupa. Oh, Ray Breslin. Film dimulai saat Ray Breslin sedang berada di dalam penjara. Kemudian mulailah kita dibuat terpukau dengan ‘sulapnya’ hingga Ray akhirnya berhasil keluar dari penjara. Cring. Sebenarnya Ray bukan penjahat ulung. Dia cuma seorang pria yang rela menghabiskan hidupnya untuk bisa masuk ke dalam penjara, melakukan observasi secara menyeluruh, kemudian kabur dari sana. Tujuannya sederhana, hanya untuk membuktikan bahwa penjara tersebut masih memiliki kelemahan.

Ray terbilang sukses di dalam bidangnya. Sehingga akhirnya dia mendapat tawaran dari CIA untuk menguji sebuah penjara super-ketat milik swasta, untuk menguji apakah penjara tersebut masih dapat ditembus. Celakanya, Ray tidak menyadari bahwa sebenarnya ini adalah perangkap. Seseorang bermaksud mengurung Ray selamanya di penjara itu. Untungnya di penjara ini Ray ketemu sama Mr. Roottmayer yakni Arnold Schwarzenegger. Dan mereka bersama menyusun rencana untuk keluar dari sana.

Sekilas, film ini nampak sederhana. Cuma film tentang dua jagoan kece yang berusaha kabur dari penjara. Predictable banget pasti jalan ceritanya, ketauan deh bakal giamana endingnya. Eits, jangan sotoy dulu. Ada beberapa twist yang bakal bikin kalian tercengang kok. Penyajiannya bagus dan bikin kita berdecak kagum. Seperti yang gue bilang tadi, beberapa orang berteriak, and they keep saying “oooohh..”, “aaaaah..”, “hahahaha..” semacam itulah.

Yang bikin film ini makin berkesan adalah karena beberapa amanat hebat yang berhasil menginspirasi gue. Tentang persahabatan, keluarga, pengorbanan. Tentang keluarga yang terus saling terhubung walau berada dalam jarak yang jauh. Tentang pria yang ngga menyerah walaupun semuanya terlihat tidak mungkin, walaupun semua usahanya terlihat percuma, eh yaaah dia sempet nyerah dan ngedown sih, tapi karena terus mendapat dorongan dari sahabatnya dan karena kecintaannya sama keluarganya, dia bangkit lagi. Hebat yah. Juga tentang dokter yang patuh pada kode etik kedokterannya, sumpah yang pernah diucapkannya saat dilantik menjadi dokter. Kalau aja itu dokternya bersikap acuh bodo amat, maka ending filmnya bakal ancur. Untung dokternya baik. Mendadak gue inget sama sumpah analis yang gue lantangkan di hari gue diwisuda. Sejauh apa gue udah patuh sama sumpah itu?

Ah, darn it! This movie really nailed it!

Filmnya greaaaat! 


ask me anything
Facebook: www.facebook.com/indahyo
Instagram, Twitter, Line: @indahyo