Mama: “Pas banget ya mama nyampenya,”
Gue: “Apaan? Kita udah telat
hampir setengah jam ma..”
Mama: “Lho? Bukannya filmnya jam
tiga?”
Gue: “Setengah tiga kan aku
bilang?”
Mama: *mikir* “Oh, “set.3” itu
maksudnya setengah tiga toh,”
-_-
Pelajaran hari ini, kalo sms mama
jangan pake singkatan lagi. Kapok deh, kapok.
Yak. Rambo ketemu sama Terminator
dalam satu layar (lagi) lho.. Duet maut antara Sylvester Stallone dan Arnold
Schwarzenegger. Mama ngga sabar banget ngeliat dua aktor kawakan favoritnya
beradu akting. Setelah dulu batal nonton The
Expendables, karena rumornya kurang memuaskan, maka film ini adalah momen
yang pas banget buat mama melepas rindu sama dua jagoan kesayangannya. This is the Escape Plan.
And darn it! This movie really nailed it!
Gue sukaaaa filmnya. Selama dua
jam film diputar, gue ngga merasa bosan sedikitpun, selalu gemes dan geregetan.
Adrenalin terpacu, lebih tepatnya terpancing, karena kanan-kiri gue berteriak
berkali-kali di setiap adegan menegangkan. Bikin suasana makin tegang aja. Takutnya
mereka jejeritan karena epilepsi, atau kenapa gitu. Tapi serius, menurut gue
sih film ini porsinya pas. Adegan di filmnya ngga terlalu didominasi sama
adegan berantem, tembak-tembakan, atau ledak-ledakan terus menerus. Dialognya
pas, diselipkan joke-joke sederhana
yang bikin ngakak, ditambah beberapa hal cerdas yang kadang bikin gue sedikit
mengerutkan dahi.
Escape Plan. Di posisi terdepan, Sylvester Stallone memegang
kendali sebagai pemeran utama yang super jenius. Walau sudah berumur,
kemampuannya masih patut diacungi jempol ya. Oh, can i be your fans, Mr. Stallone? Dan di film ini Arnold
Schwarzenegger bergerak sedikit lebih ke belakang, dengan karakter yang lebih
sebagai penyokong dan penopang, tetapi kharismanya tetep sangat terjaga.
Penasaran sama filmnya? Here’s a little spoiler of The Escape Plan ;)
Jadi, Sylvester Stallone berperan
sebagai Ray. Ray apa gitu namanya, lupa. Oh, Ray Breslin. Film dimulai saat Ray
Breslin sedang berada di dalam penjara. Kemudian mulailah kita dibuat terpukau
dengan ‘sulapnya’ hingga Ray akhirnya berhasil keluar dari penjara. Cring.
Sebenarnya Ray bukan penjahat ulung. Dia cuma seorang pria yang rela
menghabiskan hidupnya untuk bisa masuk ke dalam penjara, melakukan observasi
secara menyeluruh, kemudian kabur dari sana. Tujuannya sederhana, hanya untuk
membuktikan bahwa penjara tersebut masih memiliki kelemahan.
Ray terbilang sukses di dalam
bidangnya. Sehingga akhirnya dia mendapat tawaran dari CIA untuk menguji sebuah
penjara super-ketat milik swasta, untuk menguji apakah penjara tersebut masih
dapat ditembus. Celakanya, Ray tidak menyadari bahwa sebenarnya ini adalah
perangkap. Seseorang bermaksud mengurung Ray selamanya di penjara itu. Untungnya
di penjara ini Ray ketemu sama Mr. Roottmayer yakni Arnold Schwarzenegger. Dan
mereka bersama menyusun rencana untuk keluar dari sana.
Sekilas, film ini nampak
sederhana. Cuma film tentang dua jagoan kece yang berusaha kabur dari penjara. Predictable banget pasti jalan ceritanya,
ketauan deh bakal giamana endingnya. Eits, jangan sotoy dulu. Ada beberapa twist yang bakal bikin kalian tercengang
kok. Penyajiannya bagus dan bikin kita berdecak kagum. Seperti yang gue bilang
tadi, beberapa orang berteriak, and they
keep saying “oooohh..”, “aaaaah..”, “hahahaha..” semacam itulah.
Yang bikin film ini makin
berkesan adalah karena beberapa amanat hebat yang berhasil menginspirasi gue. Tentang
persahabatan, keluarga, pengorbanan. Tentang keluarga yang terus saling
terhubung walau berada dalam jarak yang jauh. Tentang pria yang ngga menyerah
walaupun semuanya terlihat tidak mungkin, walaupun semua usahanya terlihat
percuma, eh yaaah dia sempet nyerah dan ngedown
sih, tapi karena terus mendapat dorongan dari sahabatnya dan karena
kecintaannya sama keluarganya, dia bangkit lagi. Hebat yah. Juga tentang dokter
yang patuh pada kode etik kedokterannya, sumpah yang pernah diucapkannya saat
dilantik menjadi dokter. Kalau aja itu dokternya bersikap acuh bodo amat, maka
ending filmnya bakal ancur. Untung dokternya baik. Mendadak gue inget sama
sumpah analis yang gue lantangkan di hari gue diwisuda. Sejauh apa gue udah patuh
sama sumpah itu?
Ah, darn it! This movie really nailed it!
Filmnya greaaaat!
ask me anything
Facebook: www.facebook.com/indahyo
Instagram, Twitter, Line: @indahyo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar