Minggu, 22 Desember 2013

Nelson Mandela, From Prison to President

Sekitar satu bulan yang lalu, lebih tepatnya tanggal 5 Desember 2013, dunia dikejutkan dengan kabar wafatnya seorang tokoh, yaitu Nelson Mandela. Our deepest condolences.

"Siapa sih Nelson Mandela?"

"Pemain bola ya?"

"Oh, teroris itu ya?"

No, he's not a terrorist. He's a revolutionary hero.

Nelson Mandela adalah orang yang hebat. Beliau adalah pejuang anti-apartheid. Tahu kan, apartheid? Suatu sistem pemisahan ras yang diterapkan oleh pemerintah kulit putih di Afrika Selatan. Apartheid membuat kesenjangan sosial antara kulit putih dan kulit hitam mulai dari pendidikan, lapangan pekerjaan, pemukiman, dan segala-galanya dipisahkan berdasarkan ras. Nelson Mandela berjuang habis-habisan menentang apartheid hingga akhirnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup oleh pemerintahnya, dengan tuduhan pemberontakan.

Bertahun-tahun berlalu. Tekanan dari luar dan dalam negeri membuat Nelson Mandela akhirnya dibebaskan 11 Februari 1990 pada usia 74 tahun, setelah dipenjara selama 27 tahun. Setelah itu, Nelson Mandela terus berjuang memberantas apartheid, hingga akhirnya pada tahun 1994 beliau terpilih sebagai Presiden dalam pemilu multiras. Itu adalah pertama kalinya Afrika Selatan mengadakan pemilu demokratis yang adil.

Setelah Nelson Mandela menjadi presiden, yang merupakan pertama kalinya orang kulit hitam mendapatkan kejayaan di kursi pemerintahan, bukannya membalas dendam kepada orang-orang kulit putih yang dulu memenjarakannya, beliau malah memaafkannya dan mengajak orang-orang di sekitarnya untuk juga melakukannya. Hebat. Kepribadiannya sangat anggun. Selama masa pemerintahannya, beliau berfokus untuk memberantas rasisme, kemiskinan, dan kesenjangan. Tidak heran kalau salah satu dosen favorit saya sering menyebut-nyebut nama Nelson Mandela. Di acara Basic Leadership Training lalu, sang dosen mempertontonkan film berjudul Invictus kepada kami, yang kurang lebih membahas era pemerintahan awal Mandela secara garis besar. Filmnya bukan film sedih, tapi sungguh membuat terharu :') Banyak hal yang bisa dipetik dari kepemimpinan Mandela.

Satu yang harus kita tahu, bahwa mantan presiden ini sangat menyukai batik. Yap, batik milik negara kita. Awalnya, pada tahun 90-an saat Mandela berkunjung ke Indonesia, beliau dihadiahi batik. Tak disangka, pada tahun 1997 saat beliau sudah menjadi presiden, beliau mengenakan batik kembali saat berkunjung ke Indonesia. Sejak saat itu Mandela kerap mengenakan batik ke berbagai acara resmi dunia, termasuk ke Sidang Umum PBB atau piala dunia. Wow. Presiden Soeharto saat itu kabarnya kaget melihat Mandela mengenakan batik saat bertemu dengannya, karena saat itu batik memang tidak sepopuler sekarang, masih banyak orang yang ragu mengenakan batik ke berbagai tempat. Karena kesukaan Mandela kepada batik inilah, batik sangat terkenal di Afrika Selatan. Mereka menyebut batik sebagai "Madiba's Shirt" dan kabarnya banyak orang takut mengenakan batik karena takut dianggap menyaingi Mandela. Maklum, saat itu Mandela sangat dihormati dan sangat berkuasa.

Ya, sekarang bapak dari "Negeri Pelangi' itu telah menghembuskan nafas terakhirnya. Mandela meninggal karena infeksi paru-paru yang kabarnya didapatnya selama beliau di penjara. Namun beliau tidak pernah menyesali peristiwa pemenjaraannya. Mandela mengatakan bahwa beliau bisa belajar banyak selama di penjara, termasuk belajar pola makan secukupnya dan tidak berlebihan. Suatu pola sehat yang membuatnya bisa menginjak usia 90 tahun seperti sekarang. Salute!