Pagi ini baca link yang dikasih Iro di whatsapp, dan ketika
membaca headline-nya aja rasanya udah miris. “10 Negara Dengan Sanitasi
Terburuk di Dunia, Indonesia Peringkat 2”. Wew. PBB menyatakan 2,5
miliar orang di dunia masih hidup dengan sanitasi yang buruk, salah
satunya terbanyak di Indonesia. Ya, menurut data PBB ada 63 juta
penduduk Indonesia yang masih belum memiliki toilet. Dan predikat
penyumbang sanitasi terburuk di dunia nomor 1 dinobatkan kepada India.
India.
Membahas kondisi kumuh di India jadi mengingatkan ke sebuah film.
Yup. Slumdog Millionaire.
Sebuah film India yang berhasil menembus Box Office America dan
mendapatkan 8 penghargaan Oscar pada tahun 2009. Belum lagi
penghargaan-penghargaan lain. Hebat. Nah, gara-gara ngobrol sama Kak
Ofah tentang film ini jadi pengen nonton lagi. Daaan, setelah lama ga
nonton ternyata feelnya masihsama hehe. What a movie :D
Slumdog
Millionaire menceritakan kisah seorang yatim piatu bernama Jamal
Malik. Jamal mengikuti sebuah kuis yang sedang tenar pada saat itu,
yaitu “Who Wants to be A Millionaire?”. Sebenarnya, tujuan utama
Jamal mengikuti kuis itu bukan karena menginginkan uang, tetapi karena
ingin bertemu dengan wanita yang dicintainya, karena dia tahu gadis itu
selalu menonton kuis ini.
Permasalahan muncul ketika si
pembawa acara menaruh rasa curiga pada Jamal karena ia selalu bisa
menjawab pertanyaan, bahkan bisa melampaui titik aman yang belum pernah
dilewati oleh seorang profesor sekalipun. Akhirnya Jamal diinterogasi
polisi, bahkan sampai disiksa dan dipaksa mengakui kecurangan apa yang
dia lakukan. Padahal Jamal bisa menjawab karena kebetulan
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan di dalam kuis berhubungan dengan
kisah masa kecilnya. Berhubungan dengan kejadian-kejadian penting dalam
hidup Jamal yang tidak akan mungkin bisa ia lupakan.
Sisi menarik dari Slumdog Millionaire adalah karena menggunakan
flashback untuk mengungkap informasi. Film ini mampu menyampaikan
kesedihan, penderitaan, kesulitan, dan kekejaman yang terjadi di wilayah
miskin. Tentang hal-hal pahit rakyat kumuh yang bahkan terjadi pada
anak-anak. Pokoknya film ini berfokus pada anak-anak miskin dan
kemampuan mereka untuk bertahan hidup di daerah kumuh dengan martabat
dan harapan. Dalam film ini, si pembuat film menyatakan sebuah quotation
yaitu
destiny is written, tapi kitanya harus berusaha sekuat tenaga. Yeah,
it is a great movie afterall. :D
Ehm. That's the positive things, but there are also some negative side.
Pemeran tokoh utama, (Jamal, Salim dan Latika) diperankan oleh
anak-anak kumuh sungguhan. Namun, berita kurang mengenakkan hadir, (saya
juga dulu taunya dari temen sih). Ternyata suksesnya film ini tidak
berimbas sejalan dengan kehidupan anak-anak kumuh pemerannya. Tahukah?
Mereka kembali tinggal ke rumah reyot mereka yang menyedihkan. Yang
lebih parah malah keadaan Rubina Ali,
pemeran Latika kecil ini dijual oleh Ayahnya, Rafiq, melalui internet
dengan harga £200,000 (sekitar Rp 3,2 Milyar). Menurut pengakuan sang
Ayah, hal ini terpaksa dilakukan agar kehidupan ekonomi mereka lebih
baik. Ayahnya menyalahkan Hollywood karena walaupun anaknya terkenal dan
film Slumdog Millionaire memperoleh Piala Oscar, kehidupan mereka tidak
menjadi lebih baik.
I really really don't know what to say.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar